Equisetum debile roxb
1. Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas: Equisetopsida
Ordo: Equisetales
Famili: Equisetaceae
Genus: Equisetum
Spesies: Equisetum debile Roxb
Nama umun : Rumput bolon
Nama daerah
Jawa : Lorogan haji, Bibitungan, tata-ropongan (Sunda) Rumput belong, lorogan haji, petungan, sempol, tepung balung, tikei balung, tropongan (Jawa) Sodlisoan (Madura)
Sumatera : Sendep-sendep (Batak Karo) Rumput betung (Melayu)
2. Habitat
Herba ini tumbuh ditempat terbuka dan berkumpul pada tanah lembah berpasir dan berbatu-batu yang banyak digenangi air, seperti di sepanjang aliran air di pegunungan, tepi sungai, selokan atau di rawa-rawa. Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini). E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang karena rimpangnya yang sangat dalam dan menyebar luas di tanah. Herbisida pun sering tidak berhasil mematikannya. Di Indonesia, rumput betung (E. debile) digunakan sebagai sikat untuk mencuci dan campuran obat.
Pada masa lalu, kira-kira pada zaman Karbonifer, paku ekor kuda purba dan kerabatnya (Calamites, dari divisio yang sama, sekarang sudah punah) mendominasi hutan-hutan di bumi. Beberapa spesies dapat tumbuh sangat besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada fosil-fosil yang ditemukan pada deposit batu bara. Batu bara dianggap sebagai sisa-sisa serasah dari hutan purba ini yang telah membatu.
3. Habitus
Tanaman Herba ini tumbuh tegak dan menjulang ke atas ini memiliki ketingggian sekitar 1 m. Batangnya agak lemas, bergaris-garis, beruas panjang dan berongga dengan diameter 2-10 mm. Pangkal tanaman kadang merayap dan berujung berjuntai.
Nama paku ekor kuda merujuk pada segolongan kecil tumbuhan (sekitar 20 spesies) yang umumnya herba kecil dan semua masuk dalam genus Equisetum (dari equus yang berarti "kuda" dan setum yang berarti "rambut tebal" dalam bahasa Latin). Semua anggota paku ekor kuda bersifat tahunan, terna berukuran kecil (tinggi 0.2-1.5 m), meskipun beberapa anggotanya (hidup di Amerika Tropik) ada yang bisa tumbuh mencapai 6-8 m (E. giganteum dan E. myriochaetum).
4. Daun
Daun pada semua anggota tumbuhan ini tidak berkembang baik, hanya menyerupai sisik yang duduk berkarang menutupi ruas. Berwarna hijau, sisiknya majemuk, dan tepi daunnya bergerigi.
5. Batang
Batang Bulat, beralur, berlobang, beruas, tiap ruas mudah dilepas, panjang ruas 1,5-5 cm, tumbuhan ini berwarna hijau, beruas-ruas, berlubang di tengahnya, berperan sebagai organ fotosintetik menggantikan daun. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari batang utama. Batang ini banyak mengandung silika.
6. Akar
Tumbuhan ini berakar Serabut, dan berwarna coklat.
7. Strobilus
Strobilus (jamak strobili) yang terletak pada ujung batang (apical). Pada banyak spesies (misalnya E. arvense), batang penyangga strobilus tidak bercabang dan tidak berfotosintesis (tidak berwarna hijau) serta hanya muncul segera setelah musim salju berakhir. Jenis-jenis lain tidak memiliki perbedaan ini (batang steril mirip dengan batang pendukung strobilus), misalnya E. palustre dan E. debile. Batang fertil E. arvense dengan strobilus di ujungnya. Batang ini muncul pada akhir musim salju, sebelum munculnya batang steril yang fotosintetik (lihat gambar di taxobox).
8. Spora
Spora tersimpan pada struktur berbentuk gada, Spora yang dihasilkan Equisetum debile Roxb umumnya hanya satu macam (homospor) meskipun spora yang lebih kecil pada E. arvense tumbuh menjadi protalium jantan. Spora keluar dari sporangium yang tersusun pada strobilus. Sporanya berbeda dengan spora paku-pakuan karena memiliki empat "rambut" yang disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas untuk membantu pemencaran spora.
9. Siklus Hidup
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.
10. Khasiat
Herba Equiselum debtle berkhasiat sebagai peluruh air seni dan obat mencret. Untuk peluruh air seni dipakai ± 10 gram herba Equisetum debile, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, hasil rebusan diminum sekaligus.
Penyakit Yang Dapat Diobati antara lain:
a) Radang mata merah (acute conjunctivitis).
b) Radang saluran air mata (ductus lacrimalis).
c) Menghambat pembentukan selaput pada mata (pterygium).
d) Influenza, demam.
e) Diare, radang usus.
f) Hepatitis.
g) Kencing berdarah (hematuria), berak darah, darah haid banyak.
h) Kencing kurang lancar, bengkak (edema).
i) Tulang patah, rematik.
j) Wasir (hemorrhoid).
Pemakaian :
Seluruh tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Sebelum digunakan, cuci bersih terlebih dahulu tanaman ini lalu dipotong-potong seperlunya. Jemur untuk disimpan. Untuk diminum: Sediakan 10-15 g herba kering lalu rebus dan diminum airnya.
Pemakaian luar: Buat herba menjadi parem. Lalu digunakan pada bagian persendian yang sakit. Dapat juga digosokkan pada anak untuk memperkuat anggota gerak dan obat luka.
Berikut pemanfaatan greges otot untuk mengobati beberapa penyakit :
Ø Hepatitis
Sediakan 30 g herba greges otot lalu rebus, dan diminum airnya sebagai teh.
Ø Acute conjunctivitis, radang mata
Sediakan masing-masing 10 g greges otot, biji boroco (Celosia argentea L.), bunga chrysant (Chrysanthemum indicum), kulit sejenis jangkrik (Cryptotympana atrata = cicada). Lalu rebus semua bahan tersebut. Setelah dingin, saring dan diminum.
Ø Rematik
Rebus 15 g herba kering bersama sebutir asam (Tamarindus indica) dan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, disaring dan kemudian diminum setiap pagi dan sore hari, sampai sembuh.
11. Kandungan
Herba Equisetum debile mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Dalam greges otot terkandung senyanya kimia berupa asam kersik, asam oksalat, asam malat, asam akonitat (equisetic acid), asam tanat, kalium, natrium, thiaminase dan saponin. Sifatnya manis, sedikit pahit dan netral.